Bagaimana Menghadapi Teman Yang Suka Nyinyir

Bagaimana Menghadapi Teman Yang Suka Nyinyir

“Haters don’t really hate you, they hate themselves; because you’re a reflection of what they wish to be.”

“Idih, udah bodinya bongsor, pake baju motif bunga-bunga besar lagi’’, ‘’Gawe di mana sih lakinya, kok bisa punya mobil bagus. Jangan-jangan hasil korupsi lagi’’, “Pake baju tapi auratnya kok kemana-mana ya”, “Cowo si Tukiyem cakep banget ya, padahal muka si Tukiyem aja ngga lulus SD”.

Pasti kita sering mendengar kalimat-kalimat nyinyir seperti di atas dalam keseharian kita. Semua kita pasti pernah nyinyir. Di lingkungan pergaulan kantor, di pesta/kondangan, di sekolah, atau di lingkungan pergaulan kita lainnya. Nyinyir seolah sudah merupakan hal yang lumrah.

Kenapa seseorang suka nyinyir.

Para peneliti dari Rumah Sakit The Johns Hopkins Hospital Baltimore, Amerika Serikat telah melakukan suatu studi tentang perilaku nyinyir ini. Mereka menemukan bahwa perilaku nyinyir ini berkaitan/berkorelasi dengan gangguan pada struktur otak yang dinamai lapisan sagital. Lapisan sagital ini berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian otak satu dengan lainnya, berperan dalam pengolahan isyarat visual dan pendengaran, serta proses pengambilan keputusan. Mereka meyakini efek gangguan pada lapisan sagital ini berkorelasi dengan ketidakmampuan seseorang mendeteksi sifat sarkasme yang ada pada dirinya.

Dari sisi psikologi melihat, perilaku nyinyir ini, terutama pada kaum perempuan, berkaitan dengan insting alami sebagai pelampiasan sifat kompetitif. Hampir semua perempuan akan merasa terancam oleh perempuan yang lebih unggul, baik itu dari sisi fisik, material maupun kesuksesan.

Dari penelitian gabungan dari Universitas of Ottawa dan McMaster University di Kanada, dengan objek penelitian sejumlah perempuan, para peneliti mendapati adanya perbedaan reaksi yang timbul dari para perempuan tersebut terhadap objek yang sama tetapi dengan penampilan yang berbeda. Para perempuan tersebut dipertemukan dengan seorang perempuan lain, dengan dua penampilan. Pada penampilan pertama perempuan tersebut berpenampilan sangat seksi. Di penampilan berikutnya dia berpenampilan cupu dan tidak menarik. Reaksi para perempuan objek penelitian ini ternyata sangat berbeda. Pada saat mereka dipertemukan dengan perempuan dengan penampilan seksi, mereka saling berbisik, kompak mencibir dan memandang rendah si perempuan berpenampilan seksi tersebut. Bahkan di antara mereka yang sebelumnya belum saling kenal pun timbul interaksi, yang menumbuhkan “pertemanan” melalui aksi nyinyir bareng ini. Bahkan ketika si perempuan berpenampilan seksi itu meninggalkan ruangan, beberapa perempuan objek penelitian tersebut tetap menertawakannya dan melontarkan komentar tidak sedap tentang penampilannya. Reaksi yang berbeda terjadi ketika perempuan berpenampilan seksi tadi masuk kembali ke dalam ruangan dengan penampilan yang sudah berbeda sama sekali. Ketika penampilannya menjadi cupu dan tidak menarik, tidak ada seorang pun mereka yang bereaksi negatif atau buka suara. Para peneliti meyakini bahwa perilaku para perempuan di dalam ruangan tadi juga mencerminkan perilaku mereka di dunia nyata.

Memperkuat hasil penelitian di atas, sebuah tinjauan literatur oleh Tracy Vaillacourt tahun 2003 menemukan bahwa perilaku nyinyir antar sesama perempuan ini adalah sebagai upaya untuk menaikkan sendiri “nilai” dirinya dengan upaya merendahkan “nilai” seseorang yang dia anggap sebagai saingan.

Perempuan cenderung berperilaku demikian adalah hasil mengikuti insting primitifnya. Sejak zaman purba perempuan terdorong untuk melindungi diri mereka dari bahaya fisik. Sifat agresif muncul sebagai wujud adaptasi terhadap lingkungan tersebut, untuk dapat bertahan hidup. Kemudian sifat agresif ini terbawa ke alam bawah sadar dan ikut dalam proses evolusi menjadi insting. Insting primitif ini secara tidak langsung membuat dia tetap merasa aman sambil tetap berupaya menyingkirkan sesuatu di lingkungannya yang dianggapnya sebagai saingan. Itulah penyebab kenapa kebanyakan perempuan akan merasa terancam oleh perempuan lain yang lebih unggul, baik itu dari sisi fisik, material maupun kesuksesan.

Tips Menghadapai Orang Yang Suka Nyinyir

“No one can make you inferior without your consent (Tak ada seorang pun yang dapat membuatmu rendah diri tanpa persetujuanmu)”-Eleanor Roosevelt

Dengan kata lain, tidak ada orang lain yang dapat mengendalikan kita kecuali diri kita sendiri. Kita tidak boleh menyerah terhadap kerasnya kehidupan, atau banyaknya kekuatan negatif yang ada di lingkungan kita. Walau di sekeliling kita akan selalu ada orang yang berperilaku tidak menyenangkan, nyinyir, bikin emosi dan bahkan stres, tapi kita tetap tidak boleh kalah dan terpengaruh dengan keadaan. Kita tidak akan bisa mengatur perilaku orang-orang di sekitar kita. Akan tetapi kitalah yang harus menguasai keadaan dan mengatur diri kita sendiri. Dengan pola pikir positif kita pasti bisa mencapainya, sehingga kita tidak akan terbawa emosi, balas nyinyir atau dendam.

Berikut beberapa tips yang bisa membantu menghadapi teman yang suka nyinyir:
  1. Jangan diambil hati,
    Kalau ada teman yg nyinyir tidak usah ditanggapi, apalagi dibawa ke hati. Karena ujung-ujungnya akan merusak mood anda sendiri. Semakin kita tersinggung, semakin semangat teman tersebut mengolok-olok anda.
  2. Berpikir dan berbuat positif,
    Ketika kita dinyinyirin pastinya kita juga merasa direndahkan dan dilecehkan. Jangan larut dalam perasaan itu. Berbesar hatilah, bangkit dan berusaha berbuat positif sebagai balasannya. Mulai dengan teguran hangat misalnya dengan menanyakan kabar. Cobalah untuk mencairkan suasana.
  3. Kejar prestasi/pencapaian,
    Membela diri dengan kata-kata biasanya hanya menghabiskan energi dan waktu saja. Adalah lebih baik bila kita membuktikan diri melalui pencapaian atau prestasi.
     
  4. Menghindar,
    Langkah terakhir yang bisa kita ambil, tetapi tetap pada fokus untuk berpikir positif. Jangan jengkel, emosi atau bahkan dendam, karena akan merugikan dan merusak keseimbangan dalam tubuh kita sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

STRATEGI PEMBELAJARAN SENI RUPA

Tugas Chapter Rivieuw

Teori Belajar Kognitif Seni Lukis

TUBUH = SIMBOL